Kecemasan tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa. Tetapi juga dapat dirasakan pula oleh anak ataupun remaja yang mana mereka masih duduk di bangku sekolah. Pada saat-saat tertentu kecemasan yang merupakan hal yang normal bahkan dapat menolong seseorang terhadap ancaman atau sesuatu yang membahayakan mereka. Misalnya saja berupa reaksi ketakutan terhadap ketinggian, orang asing, atau sesuatu yang mengancam jiwa. Kecemasan ini sebenarnya bisa dijadikan untuk melindungi diri dari segala sesuatu yang membahayakan.
Kecemasan yang dialami anak biasanya berupa reaksi ketakutan akan gelap, lingkungan yang baru atau sesuatu yang baru, keterpisahan dengan orang terdekatnya, juga yang berkaitan dengan tugas sekolah yang diberikan. Sedangkan bagi remaja, kecemasan sering dialami disebabkan karena adanya perubahan dalam hidupnya atau tekanan yang berlebih. Memasuki sekolah yang baru, target dan tuntutan sekolah, beban tugas sekolah yang padat, serta adanya perasaan malu terhadap lingkungan sosialnya atau penampilan yang buruk, baik penampilan fisik ataupun yang berkaitan dengan prestasi dalam suatu hal (misalnya saja: peringkat di kelas, atau kompetisi-kompetisi mereka ikuti) merupakan suatu kondisi yang stressfull sehingga secara tidak langsung membuat remaja mengalami kecemasan.
Fakta yang terjadi bahwa antara 9 sampai 15 persen anak dan remaja di Amerika mengalami gejala kecemasan yang menganggu kegiatan atau rutinitas keseharian mereka (Bernstein et al., 1996; Bernstein and Shaw, 1997). Anak dan remaja yang mengalami kecemasan ini beresiko mengalami underachievement di sekolah yakni ditunjukkan dengan tidak adanya motivasi berprestasi, merasa tidak berharga, dan permasalahan dengan kejiwaan terhadap orang dewasa, terutama berkaitan dengan depressi dan gangguan kecemasan (Bernstein et al., 1996).
Ketika strategi pemecahan masalah gagal dilakukan oleh anak ataupun remaja, dan kecemasan yang dialami menjadi cukup berat untuk ditangani maka akan menyebabkan keadaan yang sulit terhadap mereka. Keadaan yang sulit ini akan berpengaruh terhadap rutinitas mereka baik di sekolah, aktivitas sehari-hari, atau hubungan dengan teman-temannya. Yang kemudian dapat dikatakan bahwa anak dan remaja tersebut mengalami masalah kecemasan atau anxiety disorder.
Anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan perasaan cemas dan khawatir secara berlebihan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi dan kondisi, termasuk didalamnya adalah ketakutan yang besar terhadap beberapa kondisi, yang kemudian dikenal dengan sebutan gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD).
Gangguan kecemasan umum ini ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. Keadaan ini membuat seseorang akan sulit mengendalikan ketakutan yang muncul saat itu.
Seperti apakah GAD pada anak dan remaja?
Anak dan remaja dengan gangguan kecemasan secara umum atau generalized anxiety disorder (GAD) sering terbelenggu dalam kekhawatiran terhadap kesuksesan dan kemampuan mereka guna mendapatkan pengakuan dari orang lain. Dalam hal ini anak menerapkan target yang cukup tinggi dalam mengerjakan tugasnya agar diperoleh hasil yang sempurna.
Pencapaian
target tersebut muncul karena adanya perasaan ketakutan yang cukup mendalam,
ketakutan akan gagal, ditolak, dihina taupun diejek oleh lingkungannya. Adanya
tuntutan yang berlebih ini kurang didukung dengan perasaan dan keadaan dirinya
karena mereka memiliki keragu-raguan yang besar dan tidak yakin atas
kemampuannya, bahkan mengkritik dirinya dengan menilai kelemahan yang ada dalam
dirinya.
Selain
itu anak juga menunjukkan perilaku yang kaku dan kekhawatiran yang berlebih
terhadap suatu aturan. Sebagian anak menunjukkan sikap pemalu, dan tidak merasa
nyaman dengan suatu hobbi atau kegiatan rekreasi bersama. Tidak jarang diantara
mereka menyadari bahwa keadaan dan kekhawatiran yang dialami lebih disebabkan karena
situasi yang sedang terjadi, namun mereka tidak dapat menghentikan kecemasannya
tersebut.
Berikut ini bentuk perilaku dari gangguan kecemasan umum atau GAD (generalized anxiety disorder):
Ciri perilaku pada anak
- Menangis, marah (tantrum), berdiam diri, ketakutan, tergantung
- Pemalu yang berlebih
- Menghindari interaksi dengan orang baru, dan merasa menderita dengan lingkungan sosial yang baru.
Gangguan kecemasan umum pada anak ini biasanya terjadi dan menetap selama enam bulan dan berpengaruh pada perilaku sehari-hari baik di rumah, sekolah, atau dengan teman-temannya.
Sedangkan ciri perilaku pada remaja adalah :
- Kecemasan yang menunjukkan pada gejala fisik. Misal: berkeringat, sakit perut, gemetar, sesak di dada, sakit kepala, atau gelisah.
- Menunjukkan perilaku menghindar. Misalnya saja menghindari kegiatan sekolah, atau menghindar dari lingkungan sosialnya dan malas bergaul
- Gangguan tidur atau kesulitan untuk tidur
- Kekhawatiran yang berlebih Dalam hal ini peran orangtua sangatlah diperlukan guna membantu anak atau remaja dalam menangani kecemasan yang dialaminya.
Hendaknya
orangtua dapat lebih peka terhadap keadaan atau perubahan yang sedang dialami
oleh anak. Berbicara secara langsung merupakan salah satu cara yang paling
efektif dan memiliki pengaruh luas terhadap jiwa anak. Membicarakan mengenai
kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan mereka, diharapkan akan sangat
membantu meringankan beban yang dialami. Orangtua dapat pula menyampaikan pada
mereka bahwa orang lain juga pernah mengalami hal yang serupa. Hal lain yang
dapat diperoleh bahwasannya dengan berbicara secara langsung, orangtua mampu
menguatkan anak dalam beradaptasi dengan kondisi dan keadaannya saat ini.
Disamping
itu juga orangtua dapat memberikan dorongan dan semangat dengan menggali
potensi atau keahlian dalam diri anak. Sehingga mereka dapat mengembangkan
kemampuannya dan tidak lagi merasa malu atau minder dengan keadaannya. Melalui
berbicara ataupun berinterkasi dengan anak diharapkan nantinya kecemasan yang
muncul dapat berkurang bahkan hilang.
Gangguan
kecemasan umum dapat pula ditangani dengan melibatkan bantuan terapis, dokter,
pihak sekolah, maupun keluarga. Adanya keterbukaan dan komunikasi baik antara
keluarga, sekolah, dan profesional yang lain dapat meningkatkan kualitas hidup
pada anak dan remaja yang sedang mengalami kecemasan.
“Kecemasan bisa dialami siapa saja, tapi bagaimana kita
menyikapi semua itu sehingga tidak merugikan kita merupakan hal yang utama”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar