Perkembangan masa remaja
Masalah
remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai
usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini
hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada
sejumlah alasan untuk ini:
1.
Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya
sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan,
dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya.
2. Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Ada
sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan
bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari
perkembangan ini.
Beberapa
kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :
1.
Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan
mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang
berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini
bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam
kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.
3. Membolos
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali
5. Penyalahgunaan obat bius
6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.
Apa
yang harus anda lakukan bila anda merasa cemas terhadap anak remaja anda
Langkah
pertama adalah bertanya kepada diri sendiri apakah perilaku yang mencemaskan
itu adalah perilaku yang normal pada anak remaja. Misalnya adalah pemurung,
suka melawan, lebih senang sendiri atau bersama teman-temannya dari pada
bersama anda. Anak remaja anda ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan anda.
Hal ini dilakukan dengan berpakaian menurut mode mutakhir, begitu pula dengan
kesenanganya pada potongan rambut dan musik. Semua itu sangat normal, asal
perilaku tersebut tidak membahayakan, anda tidak perlu prihatin.
Tindakan
selanjutnya adalah menetapkan batas dan mempertahankannya. Menetapkan batas itu
sangatlah penting, tetapi batas-batas itu haruslah cukup lebar untuk
memungkinkan eksplorasi yang sehat.
*
Bila perilaku anak anda membahayakan atau melampaui batas-batas yang anda
harapkan, langkah berikutnya adalah memahami apa yang tidak beres.
* Depresi dan perilaku yang membahayakan diri selalu merupakan respon terhadap stres yang tidak dapat diatasinya.
* Anak remaja yang berperilaku atau suka membolos seringkali akibat meniru dan mengikuti teman-temannya, dan merupakan respon dari sikap orang tua yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
* Minum-minuman alkohol dan menghisap ganja biasanya merupakan respon terhadap stres dan akibat meniru teman. Masalah seksual paling sering mencerminkan adanya kesulitan diri didalam proses pendewasaan.
Secara
umum masalah yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan baik jika orang
tuanya termasuk orang tua yang “cukup baik”. Donald winnicott, seorang
psikoanalisis dari Inggris memperkenalkan istilah “good enough mothering” ia
menggunakan istilah ini untuk mengacu pada kemampuan seorang ibu untuk
mengenali dan memberi respon terhadap kebutuhan anaknya, tanpa harus menjadi ibu
yang sempurna. Sekarang laki-laki pun telah “diikutsertakan”, sehingga cukup
beralasan untuk membicarakan tentang “menjadi orang tua yang cukup baik”
Tugas-tugas
yang dilakukan oleh orang tua yang cukup baik, secara garis besar adalah:
1.
memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
2. memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak.
3. Memberikan sutu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan kehidupan keluarga yang stabil.
4. Membimbing dan mengendalikan perilaku.
5. Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-pengalaman itu secara alami.
6. Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah.
7. Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar